Minggu, 18 Agustus 2013

Esensi Kemanusiaan.. Joni E. Tada

Kolumnis Dr. Peter H. Gott menulis artikel bertema "korban penyakit alzheimer", sebuah paragrafnya tertulis, "(alzheimer) kesudahannya berakhir dalam tragedi: kebingungan total, kehilangan pertimbangan, ketidakmampuan mengenali orang' yang dikasihi, perilaku garang, dan kegagalan melaksanakan tugas' dan kegiatan' rutin setiap harinya.. Dalam makna paling harafiah, pasien alzhaimer dalam tahap lanjut telah kehilangan semua kualitas yang menjadikannya seorang manusia."
Stephanie bertanya berapa banyak pembaca yang akan menangkap baris terakhir itu. Dr. Gott telah merendahkan esensi kemanusiaan ke dalam suatu formula yang sederhana: "jika anda bisa memusatkan perhatian, mempunyai pertimbangan yang baik, mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga anda, bisa bekerja sama, menyelesaikan tugas' anda dan merawat diri sendiri--maka anda seorang manusia. Jika anda tidak bisa--maka anda bukan seorang manusia. Berapa banyak remaja normal yang anda kenal yang bisa memenuhi persyaratan diatas itu?
Artikel Dr. Gott ini mengungkapkan sinisme yang semakin besar dalam masyarakat kita: orang' diperlakukan sebagai benda, bukan sebagai manusia dengan nilai intrinsik. Kita tidak "memiliki" nilai karena masyarakat tidak lagi percaya bahwa kita "diciptakan" atau "dijadikan menurut gambar Allah". Sebaliknya, kemanusiaan kita dibentuk oleh nilai' subjektif (bukan objektif), seperti kenyamanan seseorang atau kemudahan bagi orang lain, atau kemampuan untuk bekerja atau berhubungan baik dengan orang lain. Nilai' ini memberi bentuk pada etika kualitas kehidupan. Etika seperti ini menyanjung kuat dan meminimalkan nilai kehidupan dari yang lemah atau rapuh.
Ini menimbulkan pertanyaan: apa yang memberi nilai pada kehidupan manusia? Allah telah menaruh sesuatu dari diri-NYA sendiri di dalam manusia--sesuatu yang memiliki signifikansi fundamental, yang membedakan manusia dari ciptaan lainnya. Para teolog menyebutnya Imago Dei atau "gambar Allah" dalam manusia. Manusia menyandang tanda cap dari Penciptanya. Allah menjadikan  kita menurut gambar-NYA, lemah atau kuat. Kita mencerminkan DIA dalam cara yang tidak dapat dilakukan oleh ciptaan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar