Senin, 20 April 2020

Belajar Mengasihi .. Jimmy Padede

Pernikahan dipakai Allah untuk membentuk kasih. Di dalam pernikahan kita dilatih untuk mengekspresikan kasih dengan benar. Kadang kita mempunyai kebiasaan untuk menyatakan diri dengan seenaknya. Apa yang saya rasakan, itulah yang saya bagikan, atau apa yang saya pikirkan, itu yang saya keluarkan.
Itu bukan cara Alkitab. Alkitab tidak mengajarkan kita untuk mengabaikan respons orang lain. Perlu kebijaksanaan untuk memiliki ketepatan, baik di dalam memberi teguran untuk kembali kepada Tuhan, atau di dalam memberi kekuatan untuk setia ikut Tuhan.
Tetapi mungkin ada yang berkata, "kalau saya punya cinta kasih , baru saya bisa mengekspresikannya. Tetapi kalau tidak ada bagaimana mungkin saya lakukan?" tidak ada hati, maka tidak ada tindakan.
Sebelum lanjut mari kita bertanya, apakah hati dan tindakan dua hal yang terpisah? Bukankah hati dan tindakan adalah bagian dari diri? Mana yang lebih utama? Hati? Atau tindakan?
Apa yang Alkitab katakan tentang kasih? Kasih adalah tindakan yang membuat diri menjadi sesama manusia bagi orang lain. Ingat kisah orang Samaria yang baik hati? Apakah dia mengasihi? Ya. Karena apa? Karena hati? Bukan. Karena tindakan.
Wah, tindakan yang tidak datang dari hati itu munafik. Pura-pura! Benarkah? Tidak? Tindakan kasih akan selalu mempengaruhi hati! Orang munafik adalah orang yang pura-pura mengasihi tetapi bermaksud jahat.
Jadi, tindakan kasih yang terus menerus dilakukan akan berdampak besar kepada hati. Belajar mematikan ego, mematikan sifat kekanak-kanakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar